Anak Lebih Pendek dari Anak Seusianya

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak. Seorang anak dianggap mengalami stunting jika tinggi badan mereka lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usia (berdasarkan WHO-MGRS).

Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga periode awal kehidupan anak (1000 hari setelah lahir). Beberapa faktor yang mengakibatkan kekurangan gizi kronis, antara lain

1. Faktor gizi yang dialami ibu hamil dan anak balita

2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebeum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan

3. terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal (setelah melahirkan)

4. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi

5. Kurangnya akses makanan bergizi karena ketaidakmampuan biaya

Beberapa gejala stunting yang bisa dideteksi dini adalah Tubuh pendek di bawah rata-rata karena pertumbuhan melambat, pertumbuhan gigi terlambat, buruknya kemampuan fokus dan mengingat pelajaran, pubertas yang terlambat, anak menjadi pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang di sekitarnya (biasanya pada usia 8-10 tahun)

Stunting dapat dapat memberikan dampak buruk pada anak, baik dalam bentuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendek stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.

Sedangkan, dampak jangka panjang stunting yang tidak ditangani adalah penurunan kemampuan kognitif otak, kekebalan tubuh melemah sehingga mudah sakit, dan memiliki risiko tinggi terkena penyakit metabolik, seperti kegemukan, penyakit jantung, dan penyakit pembuluh darah.

fase 1000 Hari Pertama Kehidupan merupakan fase penting yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting pada anak.

Cara mengatasi stunting pada bayi kurang dari dua tahun dapat diupayakan dengan melakukan penanggulangan pada penyebab-penyebab stunting.

Penyebab umum dari stunting adalah malnutrisi dan infeksi. Maka Anda dengan dibimbing tim medis dapat melakukan upaya-upaya pencegahan dan mengatasi stunting dengan memenuhi kebutuhan gizi, menjaga kesehatan, menjaga kebersihan diri serta lingkungan sekitar, memberikan vitamin A, B12, C & D

Stunting yang terjadi pada anak usia 2 tahun atau lebih tidak bisa disembuhkan. Meski demikian, penerapan cara mengatasi stunting pada anak usia 2 tahun atau lebih, dapat ditujukan untuk memperbaiki kualitas kehidupannya.

Cara mengatasi stunting yang terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan selama masa kehamilan untuk mencegah terjadinya stunting.

1. Pemeriksaan kehamilan rutin

Anda sebaiknya memeriksakan kehamilan secara teratur hingga 1000 hari pertama, yaitu masa sejak anak dalam kandungan hingga seorang anak berusia dua tahun. Masalah yang ditemukan pada kurun waktu tersebut bisa segera ditangani supaya kesehatan bayi tetap terjaga dan dapat dilakukan cara mengatasi stunting.

2. Memastikan kecukupan nutrisi ibu dan bayi

Penting sekali bagi ibu hamil dan menyusui untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan dirinya dan bayi. Untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, Anda dapat mengonsumsi asupan makanan yang tinggi kalori, protein, dan mikronutrien (vitamin dan mineral) selama masa kehamilan

3. Deteksi dini penyakit

Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular pada ibu hamil juga perlu dilakukan. Kedua jenis penyakit tersebut dapat memengaruhi kesehatan dan kondisi bayi serta dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting.

4. Melahirkan di fasilitas kesehatan yang memadai

Melahirkan pada fasilitas kesehatan yang memadai dan dibantu dengan tenaga ahli, dapat membantu ibu dan bayi mendapatkan penanganan terbaik yang dibutuhkan.

5. Inisiasi menyusui dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif

Melakukan inisiasi menyusi dini dan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan berperan penting dalam tumbuh kembang bayi.

ASI menyediakan nutrisi yang ideal untuk bayi, baik vitamin, protein, maupun lemak. Di dalamnya juga terkandung antibodi yang dapat membantu tubuh si kecil dalam melawan virus dan bakteri. Bayi yang diberi ASI eksklusif disinyalir mengalami lebih sedikit infeksi dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI.

6. Pemberian makanan tambahan

Setelah berusia 6 bulan, pemberian makanan tambahan (PMT) atau makanan pendamping ASI (MPASI) dapat diberikan pada bayi supaya kebutuhan nutrisinya terpenuhi sehingga ia dapat tumbuh dengan optimal.

7. Pemberian imunisasi lengkap

Imunisasi diperlukan untuk mencegah anak dari risiko infeksi penyakit berbahaya. Sering mengalami infeksi penyakit dapat menyebabkan risiko stunting semakin tinggi.

Sebaiknya, berikan bayi imunisasi dasar lengkap sebelum berusia 1 tahun, yang meliputi 1 dosis hepatitis B, 1 dosis BCG (tuberkulosis), 3 dosis DPT (difteri, pertussis, tetanus)-Hepatitis, 4 dosis polio, dan 1 dosis campak.

Pemantauan pertumbuhan balita penting dilakukan untuk mengetahui kecenderungan tumbuh kembang bayi. Hal ini juga sebagai deteksi dini jika pertumbuhan bayi mengalami masalah atau hambatan.

9. Memerhatikan pola makan, pola asuh dan sanitasi serta akses air yang bersih.

Itulah upaya-upaya yang dapat dilakukan sebagai cara mengatasi stunting dan mencegahnya terjadi.

sumber : dinkes.jabarprov.go.id